Wednesday 24 May 2017

Apakah Menabung Bikin Kaya???

Hasil gambar untuk foto menabung

Dengan adanya kenaikan harga barang atau inflasi yang terjadi setiap tahun, jalan menjadi kaya di masa depan akan sulit terpenuhi. Pasalnya saat ini, bunga tabungan hanya berkisar 1-2 persen saja, sementara tingkat inflasi tahun ini bisa mencapai 4-8 persen
Meskipun bukan segala-galanya di dunia, uang selalu dibutuhkan untuk memenuhi keperluan atau keinginan kita di dunia ini. Oleh karena itu, menjadi kaya atau mapan secara finansial, tentunya menjadi idaman atau cita-cita hampir setiap orang.
Sejak dulu, orang tua ataupun guru di sekolah seringkali menyampaikan pribahasa ‘hemat pangkal kaya’. Ini artinya, untuk menjadi kaya, kita harus bisa berhemat dan tidak boros serta harus bijak menggunakan uang.  
Dimulai dengan menghemat, kita bisa menabung uang lebih banyak. Dengan begitu, pundi-pundi uang yang terkumpul pun akan semakin besar dan bisa menjadikan kita kaya, karena memiliki banyak uang. 
Namun, apakah benar kita akan lantas menjadi kaya, apabila hanya menabung saja? 
Dengan adanya kenaikan harga barang atau inflasi yang terjadi setiap tahun, jalan menjadi kaya di masa depan akan sulit terpenuhi. Pasalnya saat ini, bunga tabungan hanya berkisar 1-2 persen saja, sementara tingkat inflasi tahun ini bisa mencapai 4 persen, seperti yang ditargetkan pemerintah. 
Apabila hanya mengandalkan dari menabung saja, tentunya tidak akan mampu mengejar inflasi yang tingkatannya lebih cepat dari bunga tabungan. Ini artinya inflasi yang menggulung akan terus menggerus nilai uang yang kita miliki saat ini. 
Jika sudah begitu, menjadi kaya pun akan terhambat karena uang yang kita miliki saat ini tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan di masa depan. Kondisi ini digambarkan untuk barang yang sama, kita akan membutuhkan uang yang besar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena adanya inflasi. 
Untuk mengalahkan inflasi dan menjaga nilai uang saat ini agar tetap memiliki nilai yang sama di masa depan, kita dapat melakukan investasi. Bahkan tidak hanya mengalahkan inflasi, hasil investasi pun berpotensi memberikan pertumbuhan aset yang lebih besar, sehingga memberikan keuntungan (gain)
Salah satu jenis investasi yang berpotensi menghasilkan keuntungan (return) dalam jangka panjang adalah reksa dana. Produk investasi ini sangat cocok bagi anak muda yang penghasilannya belum besar, sebab modal investasi ini bisa dimulai dengan dana minimum Rp100.000 saja. Selain itu pun risikonya pun relatif lebih rendah, karena dikelola secara ahli dan profesional oleh Manajer Investasi.
Untuk mengetahui seberapa besar tingkat keuntungan berinvestasi pada produk investasi ini, kita dapat melakukan simulasi dengan menggunakan Simulator Reksa Dana Bareksa. Produk yang digunakan pada simulasi ini adalah reksa dana Sucorinvest Flexi Fund—reksa dana berjenis campuran yang memiliki risiko moderat dengan potensi keuntungan yang cukup besar.
Apabila sejak 10 tahun lalu hingga kini (periode 13 April 2007 – 13 April 2017), kita sudah mulai berinvestasi pada produk ini secara rutin setiap bulan sebesar Rp250.000 pada tanggal 14, maka saat ini dana investasi tersebut telah tumbuh 94,55 persen menjadi Rp58,36 juta dari total dana investasi awal yang hannya terkumpul Rp30 juta. Lebih jelasnya tampak pada grafik di bawah ini. 

Pada grafik di atas, juga terlihat garis hasil investasi pada reksa dana yang berwarna abu-abu, berada jauh di atas garis inflasi yang berwarna orange. Hal ini menandakan, bahwa selain mengalahkan inflasi, berinvestasi pada reksa dana pun memberikan kita kesempatan untuk menikmati keuntungan yang jauh lebih besar. Dengan begitu, kita pun memiliki uang lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan kita di masa depan. 
Berbeda kalau kita hanya menyimpan tabungan di bank saja, atau di celengan, yang ditandai dengan garis hijau. Tentunya kemampuan kita untuk memenuhi kebutuhan di masa depan kalah jauh dengan inflasi.
Menabung bisa kita ibaratkan sebagai jalanan nyaman selepas jalan berlubang panjang yang kita temui dalam perjalanan. Namun, kita yang hanya menabung memang bisa menikmati jalan nyaman tanpa lubang, akan tetapi bukan hal yang tidak mungkin 500 meter ke depan jaltitisanan akan kembali buruk.
Dalam hal ini, meskipun berinvestasi memiliki potensi keuntungan yang besar, risikonya pun juga sebanding. Oleh karena itu, pemilihan produk investasi pun harus disesuaikan dengan profil risiko dan tujuan investasi masing-masing. 
Jadi, pribahasa ‘hemat pangkal kaya’ ini bisa berlaku dengan catatan kita berhemat untuk berinvestasi. (hm)




No comments:

Post a Comment

Reksa Dana Syariah Ini Hasilkan Untung 3 Kali Lebih Besar Dibanding Emas

Reksa Dana Syariah Ini Hasilkan Untung 3 Kali Lebih Besar Dibanding Emas Berkembangnya produk keuangan berbasis syariah seperti rek...